Sepertinya semua pedagang telur atau peternak ayam petelur yang saat
ini sudah bisa berpikir dengan cerdas dan waras pasti memahami bahwa
harga telur blitar itu merupakan dasar acuan bagi daerah lain di
Indonesia pada umumnya dan Jawa-Madura pada khususnya. Tetapi masih
banyak juga peternak besar atau peternak yang merasa dirinya besar menganggap
bahwa harga di daerahnya itu bisa diatur oleh mereka sendiri. Untuk itu
saya mencoba menulis dari hasil analisa saya sendiri agar lebih mudah di
pahami mengapa harga telur di blitar itu kok di jadikan acuan bagi
daerah lain.
Dari informasi yang peroleh saya peroleh, kapasitas poduksi telur
blitar itu bisa mencapai 1000 ton per hari. Itu pun sekitar 1 tahun yang
lalu. Agar lebih mudah dibayangkan, 1000 ton itu jika dimasukan ke
dalam truk dengan kapasitas per truknya 4 ton an berarti ada sekitar 250
truk. Dengan kapasitas produksi sebesar itu jika hanya di konsumsi oleh
masyarakat di blitar itu sendiri, misalkan pagi,siang dan malam makan
telur semua tanpa nasi pun telurnya juga nggak bakalan habis. Jadi mau
nggak mau produksi telur dari blitar itu harus didistribusikan ke daerah
lain. Sehingga bisa juga di ibaratkan armada-armada telur di blitar itu
seperti peluru yang siap melaju menuju daerah-daerah lain dimana pada
daerah-daerah tersebut memiliki harga yang lebih tinggi dari harga telur
blitar ditambah dengan ongkos transportasi sampai ke daerah tersebut.
Itulah mengapa sebagai peternak andapun harus selalu mengikuti
perkembangan harga telur terkini di blitar ini.
Demikian juga para pedagang, saat ini sudah bukan jamannya telegram
atau telepati semua komunikasi sudah melalui satelit. Jangankan kok
pedagang telur, tukang ojek saja saat ini sudah on call untuk dapet
penumpang. Jadi dalam hal ini tentunnya pedagang harus lebih peka lagi terhadap
perkembangan informasi. Karena pedagang itu bisa mendapatkan keuntungan
yang optimal jika pandai dalam mengolah dan mendapatkan informasi.
Selanjutnya, informasi seperti apa yang layak untuk dijadikan dasar
acuan? Mengingat harga di blitar itu juga berbeda-beda. Harga di
pedagang kecil pasti akan berbeda dengan harga di pedagang besar, harga
dipeternak kecil juga akan berbeda dengan harga dipeternak besar.
Apalagi, harga di peternak superkecil pasti juga akan berbeda lagi
dengan harga di peternak super besar, bahkan perbedaannya bisa mencapai
500 sampai 1000 rupiah. Jadi misalkan hari ini anda mendapatkan
informasi dari peternak super besar dan besoknya anda mendapatkan
informasi yang bersumber dari peternak super kecil pasti anda menganggap
bahwa harga turun drastis, padahal sebenarnya harga itu aman-aman saja
dan hanya sumber informasinya saja yang berbeda. Lebih parah lagi jika
informasi yang anda dapatkan itu tidak bersumber dari orang blitar langsung,
yang notabene mereka itu tidak mengetahui sama sekali medan dan pola
perkembangan harga telur diblitar seperti apa.
Oleh karena itu, pandai-pandailah anda dalam memilih sumber informasi
sebagai dasar acuan. Serahkan saja semua itu pada ahlinya, yang sudah bertahun-tahun terbukti dan teruji sebgai dasar acuan, karena
informasi untuk bisa dijadikan dasar acuan itu butuh analisa yang tepat
dari data-data yang akurat. Karena kita semua tahu bahwa tidak semua kabar bisa dijadikan dasar.