Dalam bulan ini kecenderungan harga telur turun terus, nggak hanya
peternak saja yang mengeluh, hampir semua pedagang pun juga mengeluh
karena permintaan pasar juga melemah. Kalau anda sudah cukup lama
mengikuti sms info central unggas tentunya tidak kaget jika harga turun
pada saat bulan seperti ini. Sekarang ini kita berada pada bulan jawa
selo, yaitu bulan diantara bulan syawal dan bulan besar. Banyak juga
yang bilang ini bulan kejepit. Dan dari sirkulasi tahunan yang terjadi
bisa di pastikan daya beli telur itu turun. Terutama untuk semua daerah
di jawa dan madura.
Seberapa besar penurunan harga yang terjadi, itu juga tergantung dari
total populasi produksi yang ada. Yang jelas, pada bulan selo seperti ini
harga bisa dipastikan akan mengalami penurunan. Bagi pedagang dan
peternak kawakan yang ada di jawa dan madura pasti sudah tidak kaget
lagi menghadapi situasi seperti ini. Bagaimanapun kalender jawa ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap daya serap telur.
Mengapa telur setiap hari juga habis tapi kok harga nggak mau naik tinggi? ya... pertanyaan yang cukup bodoh menurut saya. Saat ini dengan harga yang ada sudah sesuai dengan kemampuan pasar. Jadi stok bisa terserap habis. Jika harga dipaksa naik atau semua barang ditahan, memang logikanya bisa naik. Tapi itu sesaat. Mengapa demikian ? Pada saat barang kosong ada konsumen yang membutuhkan telur sebagai kebutuhan pokok, maka berapapun harga nya mereka akan beli. Tetapi bagi mereka telur yang hanya merupakan kebutuhan tambahan, maka tentu mereka akan membeli bahan lain sebgai substitusi atau bahan pengganti. Jadi misalkan kebuthan pokok itu hanya 50% maka yang terserap juga hanya yang 50 %. Lha terus yang 50% tidak terserap ini terus siapa yang beli ? Tentu yang separuh ini akan terjual jauh dibawah harga yang ada, nggak percaya ? Silahkan saja di coba.
Mengapa harga telur itu kadang tinggi kadang rendah, kadang naik
terkadang juga turun. Yang namanya usaha itu pasti ada yang namanya
seleksi alam. Bayangkan saja, jika harga telur itu tinggi terus dan
harga pakan itu murah terus, bisa di pastikan semua orang berduit tentu
jadi peternak semua. Karena kebanyakan orang yang berduit itu tentu
sukanya bisnis yang untung terus. Maka peternak sukses yang berawal dari
kecil tentunya tidak ada. Karena sudah kalah dalam hal permodalan sejak
awal.
Lain lagi ceritanya jika dalam suatu bisnis tersebut untuk mencapai
kesuksesan tidak hanya modal saja yang jadi syarat utamanya. Tapi faktor
keberanian dalam menanggung resiko, faktor ketekunan dan keuletan juga
menjadi syarat pentingnya tentu semua akan mempunyai hak yang sama untuk
meraih sukses. Tak peduli itu pemodal besar atau pemodal kecil. Modal kecil jika rugi maka kecil juga kerugiannya, modal besar akan besar juga kerugiannya. Dan inilah salah satu alasan mengapa di blitar tetap eksis dalam dunia peternakan ayam petelur itu, karena di blitar banyak sekali peternak kecilnya. Jadi jika mereka jatuh, tidak terlalu berat untuk mulai bangkit lagi. Beda dengan peternak besar, jika jatuh tentu akan susah untuk bisa kembali. Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir jika ada investor besar atau investor asing yang mau membuka peternakan besar-besaran. Belum tentu mereka akan kuat bertahan pada saat terjadi seleksi alam. Bagaimanapun kecil tapi banyak akan tetap lebih kuat daripada besar tapi sedikit.
Jadi yang namanya seleksi alam itu pasti akan selalu ada. Yang bisa bertahan itulah yang menang dan yang tidak kuat bertahan itulah yang terseleksi sehingga dengan sendirinya akan tercipta keseimbangan lagi. Yang kalah nggak usah susah dan yang menang boleh berdendang.Karena menang atau kalah adalah hal yang lumrah dalam menjalankan usaha
Jadi yang namanya seleksi alam itu pasti akan selalu ada. Yang bisa bertahan itulah yang menang dan yang tidak kuat bertahan itulah yang terseleksi sehingga dengan sendirinya akan tercipta keseimbangan lagi. Yang kalah nggak usah susah dan yang menang boleh berdendang.Karena menang atau kalah adalah hal yang lumrah dalam menjalankan usaha