Gahru adalah jenis pohon hutan yang jika sudah mati bisa menimbulkan bau harum semerbak. Sebenarnya Gaharu ini adalah tanaman hutan, jadi kayu gaharu itu merupakan produk hasil hutan. Kayu gahru akan memiliki nilai yang tinggi jika jika sudah terjadi perubahan, dan tentu saja perubahan pada kayu gaharu ini membutuhkan waktu dan proses secara alami. Pada saat serat atau pori-pori kayu gaharu itu mengahsilkan resin/atau minyak dan mengeras. Dan resin/minyak yang mengeras inilah yang disebut dengan gubal. Jadi kayu gaharu itu akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika sudah mengeluarkan gubal.
Pada saat pohon gaharu terjangkiti penyakit, maka antibody dari pohon gaharu ini akan melawan
untuk mempertahankan diri dengan membentuk dammar menjalar melalui
pori-pori batang kayu, pengerasan dammar dipori-pori batang itu akan
mengeras dan bernilai ekonomis tingg.
Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya
dammar, dengan kelas/kwalitas Gubal (dimulai di inti batang kayu), kelas
Kemedangan (dimulai dari lapisan diluar inti batang kayu), dan kelas
Kacangan (diantara kulit dan batang kayu). Klassifikasi kayu yang
menjadi damar dapat diurut kelasnya yaitu dimulai kelas Gubal (Super
A,B,C), Kelas kemedangan (Kemedangan 1,2,3,4) dan kelas Kacangan (Kac.
1,2) dengan proses alami dan proses buatan dengan merekayasa melalui
tehnik inokulasi (penyuntikan jamur).
Dengan teknologi buatan, kayu Gaharu dapat
dibuat dengan melebur kayu (dijadikan pulp) serta tehnik peleburan
dengan tempratur tertentu dipressing dari hasil kayu (pulp) dari kayu
(Gaharu kwalitas kacangan 2) sebagai bahan baku dari kayu jenis gaharu
yang gagal.