(Yang saya maksud dengan pedagang dan peternak lokal adalah pedagang atau peternak dari daerah-daerah lain di luar blitar).
Yang namanya harga turun, sebenarnya itu nggak cuma peternak saja yang susah, pedagang pun juga susah. Mengapa begitu, Karena pada saat harga itu turun drastis bagaimanapun juga namanya pedagang itu pasti punya stok, nah.. sisa stok yang ada inilah yang bikin nggak bisa untung atau bahkan juga rugi. Terkadang masih banyak peternak yang berfikir bahwa pedagang itu senang kalau harga telur turun. Gimana mau senang, lha wong pada saat harga turun itu jualannya juga susah, karena pada saat harga turun daya serap pasarnya juga pasti lemah.
Nggak itu pedagang atau peternak, sebenarnya kalau harga itu turun pinginnya ya turunya pelan-pelan saja, jadi masih ada kesempatan membuang barang. Lha.. kalau naik sih, cepat juga ngga papa :). Sebenarnya peternak ataupun pedagang lokal itu juga punya andil yang besar terhadap besarnya penurunan harga di blitar. Mengapa demikian ? Ini adalah sekedar analisa saya berdasarkan peta member sms info dari berbagai daerah di Indonesia ini, baik itu pedagang maupun peternak.
Produksi telur di blitar itu bisa dikatakan lebih dari 80% nya di distribusikan ke luar daerah. Jadi kekuatan pasar telur blitar itu justru berada pada daerah-daerah lain di luar blitar. Jadi, jika daya serap pasar dari luar daerah itu lemah maka pasti kepanikan akan melanda para pedagang maupun peternak yang ada di Blitar. Sehingga seringkali kita melihat penurunan harga yang kelihatannya seperti nggak logis. Tapi ya demikian itulah fluktuasi telur blitar itu adanya. Sebenarnya, jika penurunan daya serap pasar itu hanya terjadi di beberapa daerah saja, hal itu tentu tidak akan begitu berpengaruh terhadap perkembangan harga di blitar. Tetapi kalau penurunan daya serap itu terjadi hampir serempak di semua daerah tentu macetnya distribusi telur ke luar blitar ini akan memicu penurunan harga yang signifikan.
Kembali kepada permasalahan harga lokal kok juga bepengaruh terhadap penurunan harga telur di blitar, menurut analisa saya seperti ini. Pada saat daya serap pasar lokal cenderung sepi, pedagang lokal hanya menjual telur dari peternak lokalnya. Tetapi pedagang lokal ini biasanya juga mencoba menawar dari pedagang di blitar dengan harga jauh di bawah harga dari peternak lokal. Jika pedagang di blitar ini tidak bisa menjual telurnya ke daerah lain dengan harga yang lebih baik daripada penawaran pedagang tesebut tentu telurnya juga akan diberikan. Kemudian, peternak lokal karena merasa stoknya tidak bisa keluar sebgaimana mestinya, maka harga pun juga diturunkan. Jika kondisi seperti ini terjadi secara serempak di berbagai daerah yang merupakan pasar telur dari blitar, maka bisa di pastikan, harga telur di blitar juga akan turun mengikuti kemampuan pasar yang ada.
Kenapa turunya bisa sangat drastis ? begini ceritanya, karena mendengar harga telur di blitar itu turun, banyak pedagang lokal yang panik menjual barangnya, demikian juga dengan peternak lokalnya. Seharusnya, pedagang atau peternak lokal itu meskipun mengetahui harga telur di blitar itu turun drastis nggak perlu terlalu panik. Karena pada saat harga telur di blitar itu turun drastis, tidak langsung kok telur blitar itu masuk ke daerah anda. Jarang pedagang lokal itu yang berani memasukkan telur blitar ke daerahnya pada saat harga telur itu turun drastis tanpa ada permintaan pasar yang pasti, karena khawatir harga masih akan turun lagi. Jadi peternak lokal nggak perlu menjual telurnya langsung mengikuti penurunan yang terjadi pada harga telur di blitar. Sehingga jika harga lokal masih bertahan, maka otomatis harga di blitar juga akan naik lagi perlahan-lahan. Tetapi sebaliknya, jika penurunan harga yang drastis langsung di ikuti juga dengan penurunan harga jual dari peternak lokal, bisa dipastikan harga telur di blitar pasti akan lebih turun lagi dengan sangat signifikan.
