 Produksi telur dicatat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat produksi yang dihasilkan setiap hari, sehingga dapat dibandingkan dengan produksi sebelumnya.
Produksi telur dicatat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat produksi yang dihasilkan setiap hari, sehingga dapat dibandingkan dengan produksi sebelumnya.Ada beberapa standar yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produksi di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
- HD (Hen - day)
 HD (Hen - day) merupakan perbandingan antara produksi telur yang diperoleh hari itu dan jumlah ayam pada hari itu juga, dikalikan dengan 100%, yang dirumuskan sebagai berikut:
 HD = (JP/JA) x 100%
 JP = Jumlah Produksi
 JP = Jumlah Ayam
 Misalnya:
 Produksi hari ini = 845 butir
 Jumlah ayam hari ini = 1000 ekor
 maka, HD = (845/1000) x 100% = 84,5 %
- Produksi Mingguan
 HD= (Jumlah telur selama 1 minggu / Jumlah rata-rata ayam dalam 1 minggu) x 100 %
 misalnya:
 Jumlah rata-rata ayam dalam 1 minggu: 998,57 ekor
 Jumlah telur dalam 1 minggu: 5.758 butir
 =(5758/998,57) x 100% = 82,38 %
- Pengafkiran
 Secara alami, produksi telur semakin menurun karena faktor umur yang semakin tua. Dengan alasan semacam itu, maka ayam petelur tidak layak dipelihara lagi, karena biaya produksi menjadi lebih tinggi dibandingkan penerimaan hasil penjualan telur. Hal ini secara sederhana dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:
 (PT x HT) - (KR x HR + BP)
 PT = Produksi Telur
 HT = Harga Jual Telur
 KR = Jumlah Ransum
 HR = Harga Ransum
 BP = Biaya Pemeliharaan
 Jika hasil pengurangan itu mendekati nilai nol atau negatif, maka peternak harus mengafkir kelompok ayam dipeliihara tersebut secara massal. Sebab ayam yang semakin tua akan menjadi beban, karena biaya produksi sudah lebih besar daripada pendapatan.
