Sistem pemeliharaan puyuh ini sangat sederhana. Modalnya juga tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan ayam petelur ataupun ayam pedaging, sehingga peternakan ini dapat dikembangkan menjadi ternak rakyat. Tapi jangan diremehkan, hasilnya pun tidak kalah jika dibandingkan dengan ternak ayam petelur maupun ayam pedaging.
Beternak puyuh ini dapat menjadi usaha sambilan keluarga, karena tenaga dan modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, dan pengelolaanya tidak serumit unggas besar. Beternak puyuh ini dapat dilakukan oleh bapak-bapak pensiunan, pegawai yang mencari kesibukan di luar jam kerjanya, ataupun pemuda atau pelajar yang ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk sebuah kegiatan positif dan menghasilkan uang yang cukup lumayan. Tempat yang dibutuhkan tidak terlalu luas, pojok kebun atau sudut belakang rumah bisa dimanfaatkan untuk kandang mini yang dapat dipindah-pindahkan.
Puyuh termasuk ternak dengan produktifitas tinggi. Siklus hidupnya cukup singkat yaitu saat berumur 35-42 hari, burung ini sudah mulai berproduksi atau bertelur. Jadi mulai dari awal berinvestasi sampai pemungutan hasilnya berlangsung dalam waktu yang cukup singkat.
Keadaan inilah yang menyebabkan semangat bagi peternak dibandingkan dengan beternak unggas lain. Menurut pengalaman beberapa peternak, puyuh lebih tahan penyakit dibandingkan dengan ayam kampung dan ayam ras. Jadi kekhawatiran terkena wabah penyakit tidak sebesar persentase pada ternak ayam.
Pada umumnya masyarakat beternak puyuh untuk memproduksi telurnya. Sama seperti beternak ayam dan itik, puyuh jantan digemukan dan dijadikan puyuh pedaging. Puyuh betina menjadi puyuh petelur dan ketika produksinya sudah berkurang (puyuh apkir), juga dijual sebagai unggas potong.
LEBIH LANJUT
-----semoga bermanfaat-----baca juga: