Collibacillosis merupakan penyakit pencernaan yang hampir setiap bulan "main" ke ayam, penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Eschericia colli ini bisa bersifat lokal atau sistemik. Disamping, dapat juga terjadi sebagai infeksi primer maupun infeksi sekunder dimana infeksi E.Colli di temukan setelah ayam terserang IB, ND, ILT maupun CRD.
Penularan penyakit ini bisa terjadi secara vertikal (melalui induk ayam) saat proses pembentukan telur, dimana E.colli menginfeksi ovarium sehingga telur yang dihasilkan terkontaminasi. Secara horisontal terjadi selama proses pemeliharaan di kandang, penularan melalui telur umum di temukan, telur terkontaminasi dengan feses yang telah tercemar oleh E.Colli. Secara normal 0.5-6% telur yang terdapat dikandang telah tercemar bakteri E.Colli. Selain feses, ada beberapa media penularan antaa lain : debu dalam kandang, konsentrasi E.Colli pada debu kandang mencapai 105-106/gram, jumlah yang sama dengan konsentrasi dalam saluran pencernaan ayam dan bakteri ini mampu bertahan lama di debu tersebut.
Ransum pakan dan air minum yang seringkali dijadikan parameter peternak mengenai adanya serangan collibacilosis. Dengan media penularan seperti yang disebutkan diatas, bisa dikatakan bakteri E.Colli selalu ada di dalam kandang dan bisa menginfeksi ayam setiap saat.
Serangan colibacillosis bisa muncul kapan saja, tidak mengenal musim. Dilapangan mungkin masih ada anggapan bahwa Colli hanya muncul pada awal musim penghujan yang terjadi karena rembesan air dari lingkungan kandang masuk ke dalam sumber air. Padahal, rata-rata sumur / sumber air minum ayam terletak dekat dengan kandang. Saat hujan lebat, air menggenang di tempat kotoran, yang kemudian bisa mengalir ke sekitar sumber air dan rembeslah air yang membawa E. coli dari lingkungan kandang itu ke dalam sumur. Namun, saat musim kemarau kita menemukan kasus Colli di lapangan Lho....ternyata penyebabnya adalah debu dalam kandang. Setelah tanya sana-sini ternyata kasus infeksi terbesar banyak terjadi pada pertengahan hingga akhir musim kemarau dan di awal musim penghujan. Pertengahan hingga akhir kemarau dimungkinkan muncul serangan coli karena debit air yang turun, sehingga konsentrasi bakteri E coli dalam air meningkat. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam air, jika terminum ayam yang sedang dalam kondisi kurang bagus akan menyebabkan ayam seperti terbanjiri bakteri. Pada musim kemarau debu mudah beterbangan sehingga bisa berperan sebagai pembawa bibit penyakit E. coli. Beberapa Technical Service bahkan menyatakan Infeksi E. coli lebih besar kemungkinannya melalui debu daripada melalui air.
masih berlanjut .. blm finish...
Penularan penyakit ini bisa terjadi secara vertikal (melalui induk ayam) saat proses pembentukan telur, dimana E.colli menginfeksi ovarium sehingga telur yang dihasilkan terkontaminasi. Secara horisontal terjadi selama proses pemeliharaan di kandang, penularan melalui telur umum di temukan, telur terkontaminasi dengan feses yang telah tercemar oleh E.Colli. Secara normal 0.5-6% telur yang terdapat dikandang telah tercemar bakteri E.Colli. Selain feses, ada beberapa media penularan antaa lain : debu dalam kandang, konsentrasi E.Colli pada debu kandang mencapai 105-106/gram, jumlah yang sama dengan konsentrasi dalam saluran pencernaan ayam dan bakteri ini mampu bertahan lama di debu tersebut.
Ransum pakan dan air minum yang seringkali dijadikan parameter peternak mengenai adanya serangan collibacilosis. Dengan media penularan seperti yang disebutkan diatas, bisa dikatakan bakteri E.Colli selalu ada di dalam kandang dan bisa menginfeksi ayam setiap saat.
Serangan colibacillosis bisa muncul kapan saja, tidak mengenal musim. Dilapangan mungkin masih ada anggapan bahwa Colli hanya muncul pada awal musim penghujan yang terjadi karena rembesan air dari lingkungan kandang masuk ke dalam sumber air. Padahal, rata-rata sumur / sumber air minum ayam terletak dekat dengan kandang. Saat hujan lebat, air menggenang di tempat kotoran, yang kemudian bisa mengalir ke sekitar sumber air dan rembeslah air yang membawa E. coli dari lingkungan kandang itu ke dalam sumur. Namun, saat musim kemarau kita menemukan kasus Colli di lapangan Lho....ternyata penyebabnya adalah debu dalam kandang. Setelah tanya sana-sini ternyata kasus infeksi terbesar banyak terjadi pada pertengahan hingga akhir musim kemarau dan di awal musim penghujan. Pertengahan hingga akhir kemarau dimungkinkan muncul serangan coli karena debit air yang turun, sehingga konsentrasi bakteri E coli dalam air meningkat. Konsentrasi bakteri yang tinggi dalam air, jika terminum ayam yang sedang dalam kondisi kurang bagus akan menyebabkan ayam seperti terbanjiri bakteri. Pada musim kemarau debu mudah beterbangan sehingga bisa berperan sebagai pembawa bibit penyakit E. coli. Beberapa Technical Service bahkan menyatakan Infeksi E. coli lebih besar kemungkinannya melalui debu daripada melalui air.
masih berlanjut .. blm finish...