Di Kabupaten Blitar saat ini produksi telur diperkirakan hampir 1500 ton per hari. Dimana produksi ini berasal dari peternak kecil dan besar. Peternak dengan populasi di bawah 5000 ekor masuk sebagai kategori peternak kecil, sedangkan untuk populasi lebih dari 5000 sampai dengan ratusan ribu sudah masuk kategori peternak besar.
Ok... selanjutnya akan saya paparkan bagaimana proses distribusi telur ini. Untuk kebutuhan telur di Blitar sendiri tidak sampai dengan 10% dari total produksi, sehingga sisa dari yang diserap pasar blitar ini terdistribusi ke luar kota maupun ke luar pulau.
Produksi telur dari para peternak kecil di blitar disetorkan ke para pengepul kecil atau Poultry Kecil, Dimana Poultry Shop yang selanjutnya saya sebut PS saja ini memberikan kemudahan bagi para peternak kecil dengan mengambil telurnya dan langsung menyediakan pakan untuk barter dengan telur tersebut.
Selanjutnya para PS kecil ini ada yang langsung kirim telur sendiri ke luar kota atau disetorkan ke Gudang Besar , Nah.... Untuk harga yang dipakai acuan adalah harga beli dari Gudang besar ini, karena Gudang ini bisa menerima setoran dari PS kecil dan Peternak besar tiap harinya sampai dengan Ratusan Ton.
Gudang besar di Blitar yang mempunyai pasar luar kota dan luar pulau, kebanyakan untuk luar pulau adalah pengiriman ke Kalimantan, NTT, NTB dan Irian. Untuk Sumatra kebutuhan telur masih mampu disupplay dari medan dan peternak lokal di masing-masing daerah tersebut.
Jadi..... Jelas sudah khan? Apabila Daya serap pasar dari Gudang Besar tersebut menurun otomatis Harga telur juga turun. Gudang besar juga akan menurunkan harga belinya terhadap pengepul dan peternak besar di blitar. Karena telur juga nggak bisa di tahan terlalu lama, sedangkan tiap hari terus produksi maka bersiap-siaplah kota anda kebanjiran telur dari blitar atau bahasa kasarnya dibeli harga berapa saja yang penting telur bisa keluar.
Demikanlah sedikit tentang terbentuknya harga telur di indonesia, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para peternak di seluruh Indonesia.
Ok... selanjutnya akan saya paparkan bagaimana proses distribusi telur ini. Untuk kebutuhan telur di Blitar sendiri tidak sampai dengan 10% dari total produksi, sehingga sisa dari yang diserap pasar blitar ini terdistribusi ke luar kota maupun ke luar pulau.
Produksi telur dari para peternak kecil di blitar disetorkan ke para pengepul kecil atau Poultry Kecil, Dimana Poultry Shop yang selanjutnya saya sebut PS saja ini memberikan kemudahan bagi para peternak kecil dengan mengambil telurnya dan langsung menyediakan pakan untuk barter dengan telur tersebut.
Selanjutnya para PS kecil ini ada yang langsung kirim telur sendiri ke luar kota atau disetorkan ke Gudang Besar , Nah.... Untuk harga yang dipakai acuan adalah harga beli dari Gudang besar ini, karena Gudang ini bisa menerima setoran dari PS kecil dan Peternak besar tiap harinya sampai dengan Ratusan Ton.
Gudang besar di Blitar yang mempunyai pasar luar kota dan luar pulau, kebanyakan untuk luar pulau adalah pengiriman ke Kalimantan, NTT, NTB dan Irian. Untuk Sumatra kebutuhan telur masih mampu disupplay dari medan dan peternak lokal di masing-masing daerah tersebut.
Jadi..... Jelas sudah khan? Apabila Daya serap pasar dari Gudang Besar tersebut menurun otomatis Harga telur juga turun. Gudang besar juga akan menurunkan harga belinya terhadap pengepul dan peternak besar di blitar. Karena telur juga nggak bisa di tahan terlalu lama, sedangkan tiap hari terus produksi maka bersiap-siaplah kota anda kebanjiran telur dari blitar atau bahasa kasarnya dibeli harga berapa saja yang penting telur bisa keluar.
Demikanlah sedikit tentang terbentuknya harga telur di indonesia, semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para peternak di seluruh Indonesia.